Perkembangan Terkini Obat COVID-19 di Indonesia
Tanggal-tanggal ini, berbagai penelitian tentang obat COVID-19 terus digalakkan di Indonesia. Menurut Prof. Dr. Amin Soebandrio, Direktur Eijkman Institute for Molecular Biology, obat antiviral Remdesivir menjadi pilihan utama dalam pengobatan pasien COVID-19 di Indonesia. Namun, harga yang tinggi serta keterbatasan pasokan menjadi kendala utama.
"Remdesivir saat ini digunakan di rumah sakit rujukan, namun harganya tinggi dan pasokannya terbatas," kata Amin. Maka, penelitiannya kini difokuskan pada pengembangan obat antiviral lokal yang efektif dan terjangkau.
Tak hanya itu, obat Ivermectin juga menjadi sorotan. Meski belum diakui secara global, Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) mengumumkan bahwa obat ini sedang dalam uji klinis. Kita tunggu hasilnya.
Selanjutnya, Kemajuan Vaksin COVID-19 di Indonesia
Di ranah vaksin, Indonesia terus berupaya keras. Hingga saat ini, Indonesia telah mendistribusikan vaksin dari berbagai produsen seperti Sinovac, AstraZeneca, dan Pfizer. Tak hanya itu, dalam waktu dekat, vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Bio Farma akan siap digunakan.
"Kita berharap vaksin Merah Putih ini dapat segera diproduksi massal dan menjadi solusi jangka panjang dalam penanganan pandemi," ujar Honesti Basyir, Direktur Utama Bio Farma. Vaksin ini diharapkan dapat memperkuat program vaksinasi nasional dan mempercepat pencapaian herd immunity.
Selain itu, Indonesia juga tengah melakukan kerjasama bilateral dengan berbagai negara untuk memperoleh pasokan vaksin. Salah satunya adalah kerjasama dengan Amerika Serikat dalam program COVAX. Sebuah langkah strategis dalam memperkuat upaya penanganan COVID-19 di Indonesia.
Tantangan memang masih ada, namun optimisme tinggi bahwa Indonesia dapat melewati pandemi ini dengan baik. Amin Soebandrio menyimpulkan, "Kita harus bekerja keras dan berkolaborasi, bukan hanya dalam penelitian dan pengembangan, tetapi juga dalam distribusi dan penerapan vaksin dan obat yang efektif." Optimisme ini yang akan membawa kita ke depan, menjadi motivasi untuk terus berjuang melawan pandemi yang belum berakhir ini.