Sejarah dan Perkembangan Imunoterapi Kanker di Indonesia
Imunoterapi kanker, yang mendorong sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker, telah berkembang pesat di Indonesia dalam dekade terakhir. "Peluncuran terapi ini di Indonesia dimulai sekitar sepuluh tahun yang lalu," kata Dr. Ahmad Utomo, seorang ahli onkologi yang berbasis di Jakarta. Penelitian dan pengembangan awalnya difokuskan pada kanker paru-paru dan melanoma, namun dalam beberapa tahun terakhir, fokus telah bergeser ke berbagai jenis kanker lainnya. Membuat gerakan besar, Indonesia telah melihat peningkatan jumlah klinis uji coba dan perizinan obat baru.
Kemajuan Terbaru dan Potensi Imunoterapi Kanker di Indonesia
Salah satu perkembangan paling signifikan dalam imunoterapi kanker di Indonesia adalah pengenalan obat pembrolizumab pada tahun 2018. Obat ini, yang memblokir protein yang menghambat respons imun terhadap sel kanker, telah terbukti efektif dalam pengobatan berbagai jenis kanker. "Ini adalah langkah maju yang sangat besar dalam perjuangan kita melawan kanker," ungkap Dr. Utomo.
Namun, pembrolizumab hanyalah salah satu contoh dari sejumlah obat imunoterapi kanker baru yang sedang dikembangkan dan diuji di Indonesia. Sejumlah perusahaan farmasi telah berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan di bidang ini, dan hasilnya tampak sangat menjanjikan. "Kami melihat potensi besar untuk imunoterapi kanker di Indonesia," tutur Dr. Rina Andriani, Direktur Penelitian dan Pengembangan di PT Kalbe Farma Tbk.
Selain itu, ada peningkatan dalam jumlah pasien yang menerima imunoterapi kanker. Data dari Badan POM menunjukkan bahwa lebih dari 10.000 pasien di Indonesia telah menerima pengobatan ini pada tahun 2020, sebuah peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya.
Perkembangan ini, dikombinasikan dengan peningkatan investasi dalam penelitian dan pengembangan, menunjukkan bahwa potensi imunoterapi kanker di Indonesia sangat besar. Dengan upaya terus menerus dalam penelitian dan uji coba, diharapkan bahwa obat-imunoterapi kanker akan semakin efektif dan dapat diakses oleh lebih banyak pasien di masa depan.
"Kami optimis bahwa imunoterapi kanker akan menjadi pilihan utama pengobatan kanker di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan," pungkas Dr. Andriani. Tentunya, ini merupakan kabar baik bagi pasien kanker di Indonesia, dan menunjukkan bahwa, meskipun tantangan yang ada, upaya untuk melawan kanker terus berlanjut dengan semangat dan dedikasi yang tinggi.