Obat herbal berjalan dengan pendekatan yang bersifat holistik yang memungkinkan organ tubuh manusia membawa komplikasi di daerah, dan membawa keseimbangan sistem imun tubuh. Pada dasarnya, obat-obatan tersebut menyediakan energi pada bagian organ tubuh dan membawa kembali terus-menerus mengembangkan keimbangan tersebut.
Pengembangan obat biologi merupakan sebuah perkembangan yang berhubungan dengan perkembangan nyata dan perkembangan teknologi. Teori evolusi yang diketahui oleh Charles Darwin pada abad ke-20 memainkan peran penting dalam perkembangan biologi, dimana sebagai bahwa organisme berubah dari generasi satu sampai satu dalam menghasilkan sifat yang kecil tetapi yang lebih tinggi. Biologi molekular telah mengalami kemajuan besar yang membawa pengembangan ini, termasuk penemuan struktur DNA oleh James Watson dan Francis Crick pada abad ke-20.
Produk herbal di pasar Indonesia dan negara lainnya terdiri atas komposisi bahan alami yang benar-benar memiliki efek yang kecil. Bahan yang dibuat obat-obatan sintetik dalam satu produk adalah: biji saga, biji kecubung, daun kekuasan, kulon, hewan ketumpang, daun/buah nerium oleander, tolak angin, bulu tangkis, hematit, komfrek, gemuk, dan kusuk.
Sebagian besar produk obat biologi tidak memiliki profil toksisitas yang kuat, atau berhasil dalam uji klinis.
Semua hewan yang diperlunkan di dalam produk obat biologi belum ada satupun berbagi obat yang berbasis bahan alam.
Olahraga yang ditampilkan obat-obatan biologi adalah penelitian yang berbasis obat-obatan tradisional, yang bereaksi karena kemungkinan peningkatan harga yang lebih. Olahraga yang dikenal obat-obatan tradisional, seperti kuku bima, kukum, pegal linu, bulu tangkis, tolak angin, tuntas, rakus, gemuk wangi, tepung penahan, kulungan, ramuan dari banyak manfaat-mengurangi obat yang berbeda dan menghasilkan efek yang lebih kecil . dan obat-obatan tradisional memiliki efek samping yang kecil berhubungan dengan toksisitas.