Kemajuan Terbaru dalam Penelitian Obat Alzheimer dan Demensia di Indonesia
Penelitian terbaru di Indonesia telah membawa harapan baru bagi penderita Alzheimer dan demensia. Pusat otak dan demensia RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) telah mengembangkan terapi baru dalam mengobati penyakit tersebut. "Kami percaya bahwa terapi ini akan memberikan harapan baru bagi pasien Alzheimer dan demensia di Indonesia," tutur Dr. Rully Marianti, seorang peneliti di pusat tersebut.
Dalam terapi ini, dokter menggunakan pendekatan komprehensif dan individual. Marianti menjelaskan, "Terapi ini berfokus pada intervensi gaya hidup, termasuk diet dan olahraga, serta penggunaan obat tertentu. Terapi ini telah menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan dalam penelitian kami." Dengan demikian, terapi ini menawarkan strategi pengobatan yang lebih holistik dan penyesuaian individu.
Berikutnya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga melakukan penelitian terkait efek ekstrak daun salam terhadap peningkatan fungsi kognitif. "Daun salam memiliki potensi sebagai terapi alami untuk Alzheimer dan demensia," ujar Dr. Siti Nurleily Marliana dari LIPI.
Implementasi dan Tantangan Penggunaan Obat Alzheimer dan Demensia di Indonesia
Meski kemajuan penelitian ini menggembirakan, masih ada tantangan dalam implementasinya. "Kendala utama adalah akses pasien ke perawatan dan obat-obatan," kata Marianti. Di Indonesia, Alzheimer dan demensia sering kali tidak didiagnosis dan tidak ditangani. “Banyak pasien yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat karena kurangnya pengetahuan dan akses ke fasilitas kesehatan,” tambahnya.
Selain itu, stigma sosial terhadap Alzheimer dan demensia juga menjadi kendala. Banyak yang menganggap kondisi ini sebagai bagian dari proses penuaan, bukan sebagai penyakit. "Kami perlu lebih banyak edukasi publik untuk mengubah persepsi ini," ujar Marliana.
Menangani tantangan ini membutuhkan upaya bersama. Pemerintah, peneliti, dan masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan akses ke perawatan dan obat-obatan, serta melawan stigma. "Kami berharap penelitian ini akan merubah pandangan masyarakat dan membuka jalan untuk perawatan yang lebih baik," ujar Marianti. Memang, perjuangan melawan Alzheimer dan demensia masih panjang, namun kemajuan penelitian ini membawa harapan baru bagi Indonesia.